sudah bisa apa kamu..


Bismillahirrahmanirrahim..

2 hari ini gencatan senjata antara Palestine dan Israel akhirnya kejadian. Mari berdoa saja keadaan kondusif ini bisa berlangsung lama. Apa yang akan saya bahas setelah ini bukan mengenai konflik antara keduanya, pemahaman saya sungguh awam soal itu, yang saya tulis nanti adalah sedikit mengenai rasa atas reaksi pertikaian tersebut di lingkup saya.

Kebetulan saya aktif secara pasif (gimana sih ini *garuk) di beberapa media social, semacama twitter dan facebook lah ya. Aktif secara pasif disini saya maksudkan aktif mengikuti linimasa namun pasif dalam menanggapi, ada sih kadang kadang yang ditanggepin tapi kebanyakan soal yang ringan ringan aja. Belum pernah saya bikin kultwit membahas sesuatu yang sedang heboh diperbincangkan atau marak di dunia nyata dan dunia maya, kurang pede sih ya.

Jadi…jadi begini. Kaya yang kita tau sama sama bahwa seminggu belakangan Alloh menghendaki terjadinya kembali serangan ke daerah Palestine oleh pasukan Israel, bukan hal baru sih karena dari lama kita juga udah tau kalo tanah Palestine memang dikepengenin banget sama Israel. Kejadian ini akhirnya menggemparkan dunia dan seisinya kan *lebay gak sih gw?* lanjooot, saya rasa sih wajar ya, siapapun yang punya hati pasti merasa iba dan marah melihat kekejaman yang terjadi disana. Berpuluh puluh warga sipil akhirnya meninggal tanpa perlawanan, gimana gak , lha wong dibombardir roket se gaban gaban gitu, jelas saya pun ikut mengutuk aksi keji semacam ini. 

Nah, pada beberapa individu penghuni media social yang memiliki rasa kepedulian tinggi antar sesame akhirnya “tersulut” hatinya dengan keadaan yang macem begini, gak bisa kita salahin juga sih ya. Mereka berlomba lomba menyuarakan kepedihan hati dengan mengajak ‘pengikutnya’ ikut mengutuk aksi kejam Israel pada Palestine dengan berbagai cara, ada yang mengajak kampanye secara tertib, kampanye frontal, memboikot produk, menggalang dana dsb dsb. Sejujurnya saya bangga dengan mereka, betapa mereka memiliki jiwa pengasih yang sangat tinggi. Namun, seperti layaknya hidup, ada yang item ada yang putih, ada yang kuning ada yang biru, ada ijo ada juga merah *halaaah maksudnya ya ada aja grup, kumpulan atau individu yang kurang setuju dengan aksi ‘kagetan’ semacam itu. Hal kayak gini juga gak bisa disalahkan sepenuhnya. Ini semua soal pendapat.

Akhirnya terpikir oleh saya, polemic Gaza ini berbarengan dengan musibah yang sedang terjadi di Negara kita sendiri, Soreang. Iya, daerah Soreang salah satu kabupaten di Jawa Barat *CMIIW * ada musibah longsor :( .  Beberapa orang kemudian mempermasalahkan keadaan dimana anak anak bangsa malah lebih sibuk mengurusi pertikaian yang jauh disana ketimbang melihat musibah yang lebih dekat, yang jelas menimpa sanak saudara negeri sendiri. Hamdalah, karena, perang opini ini tidak berlanjut menjadi twit war, males banget kan, masak karena mau berbuat kebaikan jadi nya eyel eyel-an. Alhamdulillah lagi, penduduk di linimasa saya bisa dikategorikan cerdas dalam bertindak dan bertutur, walaupun ada satu dua RT, link, atau capture-an gambar yang kadang mengusik juga namun semuanya tetap dengan bijak dapat bersikap. 

Berbeda pendapat itu Indah, lumrah dan menjadi tanda bahwa kita masihlah manusia yang mempunyai akal pikir. Namun, menyikapi perbedaan itu sebaiknya gak pake otot, dan jangan ngotot, toh ujung ujungnya kita semua menyuarakan kebaikan tho.. belum tentu yang concern ke musibah Soreang kemarin tidak mendoakan mayarakat Gaza yang terdzolimi dan belum tentu juga yang mengutuk aksi Israel ke Palestine dengan kerasnya tidak menyisihkan perhatian dan rupiah mereka ke Soreang. 

Tidak ada yang saya bela untuk masalah ini. Karena memang tidak ada yang perlu dihakimi. Hanya ada silang pendapat dalam menyikapinya, tapi kok saya jadi sedih ngelihatnya.

Jujur saja, kontribusi saya dalam rupiah dan perhatian mungkin tidak seberapa signifikan untuk dua musibah yang sedang terjadi ini, namun seorang teman (Harmi) telah “menyadarkan” saya, membuat saya lebih nyaman dan gak lagi mempermasalahkan hal tentang “sudah bisa apa saya sebagai sesama penduduk bumi untuk penderitaan sodara sodara saya yang lain..”

Berikut ungkapan seorang teman yang sungguh membuat saya terharu dan kemudian bertambah yakin bahwa Alloh Maha Mengetahui segalanya..

Dan doa adalah senjata orang beriman.

Dengan doa, orang beriman terbaca keimanannya oleh Allah.

Bukan indahnya bait-bait doa yang diperlukan, melainkan kehadiran hati
dalam mendoakan.

Maka, ketika yang
termampu olehmu adalah berdoa, jangan biarkan hatimu bergetar marah
dengan ejekan manusia yang berkata, 'Mana suaramu? Mana upayamu?'.

Biarlah Allah yang Maha Mendengar suaramu dan Maha Mengetahui
upayamu, baik di hingar keramaian atau di tirani kesepian.

Apa yang kau mampu, maka lakukanlah ia tanpa
menunda. Apa yang tidak kau mampu, maka berharaplah semoga kau
mampu kelak melakukannya.
 

(copast fb Hasan)


Nah, adem kan bacanya, :D 


Intinya mah, apa apa yang menjadi concern, keyakinan, dan kebisaan kita lakukanlah sepenuh hati. Baru bisa berbuat segini ya..bersyukurlah kita udah mampu ngelakuin itu. Gak lantas jadi banding bandingin apa yang lain sudah buat, apa yang lain kerjakan, sudah sejauh mana mereka, sudah sampai apa aksi mereka. Yakinlah bahwa Alloh mengetahui semua yang kita kerjakan, apa yang sudah kita niatkan. Intinya semua berniat baik untuk menolong sesama dan membuat dunia lebih indah dan damai kan...hebat lah kalian semua... :*


 




Komentar

Postingan Populer